Imunisasi Dasar pada
Bayi
1. Imunisasi
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis.
Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1
(satu) bulan di Posyandu.
2. Imunisasi Hepatitis B
sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke
bayi saat persalinan.
3. Imunisasi
DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan),
Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi
berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada
saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan
vaksin DPT-HB.
4. Imunisasi
polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio.
Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
5. Imunisasi
campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang
mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin
betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah
sebagai berikut:
1. BCG:
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil
dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah + 10 mm. Luka akan sembuh sendiri
dengan meninggalkan luka parut kecil.
2. DPT:
Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi
panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri,
sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan
tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala
tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak
memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
3. Polio:
Jarang timbuk efek samping.
4. Campak:
Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
5. Hepatitis
B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.